Senin, 14 Desember 2020
keadilan sosial, ketahanan nasional, gotong royong, kolaborasi
Berbagi peran dengan berkolaborasi dan bergotong-royong adalah salah satu solusi untuk menghadapi berbagai perubahan yang terjadi saat ini dan di masa datang.
"Generasi muda harus pandai menempatkan diri dalam menghadapi berbagai perubahan pascapandemi Covid-19 agar tetap survive," kata Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat dalam acara Temu Tokoh bertema Disrupsi dan Pandemi: Tantangan Bagi Kaum Muda secara daring di depan civitas akademika Universitas Bojonegoro, Jawa Timur dan Universitas Muhammadiyah, Sidoarjo, Jawa Timur, secara terpisah, Senin (14/12).
Hadir dalam acara di Bojonegoro antara lain Drs. Soehadi Moeljono., M.M (Mantan Sekda Kab. Bojonegoro 2 periode), Arief Januwarso, S.Sos., M.Si (Ketua Yayasan Universitas Bojonegoro) dan Dr. Tri Astuti Handayani MM., MHum (Rektor Universitas Bojonegoro) sebagai narasumber.
Sedangkan di Sidoarjo hadir Drs. Suyoto., M.Si (Mantan Bupati Bojonegoro) dan Eko Hardiansyah, M.Psi (Wakil Rektor Univ. Muhammadiyah Sidoarjo) sebagai narasumber.
Menurut Lestari, dalam menghadapi situasi yang selalu berubah seperti saat ini, membangun reputasi dan integritas diri kita adalah yang utama.
Rerie, sapaan akrab Lestari, menilai di tengah perubahan di berbagai sektor yang berdampak dan dipahami sebagai ancaman bagi banyak orang, kondisi saat ini sekaligus menciptakan beragam kesempatan.
Dampak disrupsi, jelas Rerie, menyebabkan jutaan jenis pekerjaan hilang, namun pada saat bersamaan jenis pekerjaan baru akan muncul.
Saat inilah, menurut Rerie, sapaan akrab Lestari, kesempatan untuk berpikir dan menata langkah kita agar bisa menjawab tantangan di masa kini dan mendatang.
"Kita harus mampu menguasai teknologi dan terus belajar banyak hal untuk menghadapi perubahan," ujarnya.
Di masa datang, jelas Legislator Partai NasDem itu, bidang kesehatan, perdagangan, pendidikan dan lingkungan hidup diperkirakan menjadi bidang yang banyak mendapat perhatian.
Kesiapan generasi muda untuk bekerja dengan budaya yang berbeda, menurut Rerie, juga sangat diperlukan. Karena di era globalisasi yang tanpa batas saat ini, jelasnya, kolaborasi dengan berbagai bangsa dengan budaya yang berbeda merupakan sebuah keniscayaan.
Untuk menghadapi kondisi itu, tegas Rerie, generasi muda juga harus memperkuat pemahaman tentang nilai-nilai kebangsaan yang kita miliki.
Pemaknaan dan pelaksanaan dari nilai-nilai kebangsaan yang terkandung dalam Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) itu, menurut Rerie, untuk mewujudkan ketahanan nasional dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.*