Senin, 01 Febuari 2021
Jawa Timur, Banten, Jakarta, Yogyakarta, Jawa Tengah, psbb, ppkm, pengendalian covid
Pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) tahap pertama dinilai tidak efektif, strategi yang lebih masif dan terukur dinanti untuk segera diterapkan.
"Terpenting segera diperbaiki dengan strategi yang lebih baik, jangan hanya mengganti nama tetapi praktiknya tetap sama saja," kata Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat dalam keterangan tertulisnya Senin (1/2), menyikapi kesimpulan pemerintah bahwa PPKM jilid 1 (11 Januari-25 Januari 2021) tidak efektif dan perlu sejumlah perbaikan.
Kebijakan PPKM Jawa-Bali yang diterapkan pemerintah, menurut Lestari, cukup membingungkan. Meski disebutkan pembatasan kegiatan, namun dalam praktiknya masih cukup banyak kegiatan yang melibatkan warga di sejumlah tempat.
Akibatnya, tambah Rerie, sapaan akrab Lestari, di masa PPKM jumlah kasus positif Covid-19 pun terus bertambah, bahkan pada waktu tertentu terjadi jumlah pertambahan positif virus korona harian tertinggi.
Catatan Satgas pengendalian Covid-19, pada PPKM Jawa-Bali yang diberlakukan di 7 provinsi (DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, dan Bali) hanya di provinsi Banten dan DI Yogyakarta yang jumlah kasus positif Covid-19-nya menurun. Sementara di 5 provinsi lainnya terus terjadi peningkatan kasus positif Covid-19.
Merespon masukan dari sejumlah pakar epidemiolog dan masyarakat, ujar Rerie, merupakan langkah penting dalam upaya perbaikan strategi, namun yang lebih penting lagi strategi itu benar-benar diterapkan di lapangan dengan benar.
Sejauh ini, anggota Majelis Tinggi Partai NasDem itu menilai pelaksanaan pengendalian penyebaran Covid-19 kurang maksimal. Penetapan berbagai zona dari hijau hingga hitam di berbagai daerah seperti hanya sekadar tanda semata.
Bila setiap zona merah hingga oranye diupayakan dengan serius untuk menjadi zona hijau oleh semua pihak, Rerie berpendapat, pengendalian penyebaran Covid-19 di Tanah Air akan segera terjadi.
Karantina terbatas di tingkat RT/RW, tegas Rerie, patut dilaksanakan dengan komitmen yang tinggi oleh semua pihak, para pemangku kepentingan di tingkat pusat dan daerah, serta masyarakat.
Tahap isolasi mandiri orang terpapar Covid-19 tanpa gejala (OTG), menurut Rerie, harus menjadi perhatian serius semua pihak, agar upaya pengendalian penyebaran virus tidak sia-sia.
Penguatan upaya tracing agar lebih akurat, serta disiplin protokol kesehatan memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan dengan sabun, dan menghindari kerumunan harus menjadi kepedulian bersama.
Bila dalam skala kecil kita bisa menciptakan kolaborasi pengendalian Covid-19 dengan baik, ujarnya, untuk skala yang lebih luas bisa diupayakan dengan lebih baik lagi.
"Dengan dukungan penuh dari pemerintah dan masyarakat, saya kira segera terkendalinya penyebaran virus korona di Tanah Air sebuah keniscayaan," ujarnya.*