Kamis, 08 April 2021
cagar budaya, budaya, sejarah, candi borobudur
Peninggalan budaya adalah warisan yang dapat memperkokoh jati diri bangsa dan sumber pengembangan ilmu pengetahuan serta dapat menjadi sarana peningkatan kesejahteraan masyarakat.
"Sebagai warisan budaya bangsa, Candi Borobudur adalah sebuah kitab bahkan perpustakaan besar yang menggambarkan peradaban kita di abad ke-8," kata Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat saat berbicara secara daring di seminar dan lokakarya bertema Borobudur Pusat Musik Dunia, Kamis (8/4).
Hadir dalam seminar tersebut antara lain Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno (virtual); Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo; Direktur Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebidayaan, Hilman Farid dan sejumlah seniman yang tergabung dalam Sound of Borobudur.
Menurut Lestari, nilai-nilai yang ada pada warisan budaya seperti Candi Borobudur bisa menjadi acuan kita dalam menghadapi tantangan di masa kini.
Empat konsensus kebangsaan seperti UUD 1945, Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), menurut Rerie, sapaan akrab Lestari, juga memiliki nilai-nilai yang bersumber dari budaya masa lalu dalam peradaban bangsa ini.
Nilai kebhinekaan, gotong-royong, musyawarah untuk mufakat dan berbagai nilai-nilai yang berkembang pada peradaban masa lalu, menurut Rerie, merupakan sejumlah nilai yang diwarisi para leluhur kita.
Nilai-nilai tersebut, jelas anggota Majelis Tinggi Partai NasDem itu, hingga saat ini masih relevan untuk dijadikan jalan keluar dari sejumlah problem yang dihadapi bangsa saat ini.
Karena itu, jelasnya, upaya mengkaji kawasan cagar budaya Borobudur sebagai pusat musik dunia merupakan inisiatif yang harus didukung bersama.
Menjadikan Borobudur sebagai inspirasi untuk menarik 'gerbong' sektor lainnya, menurut Rerie, merupakan gagasan besar, yang diyakini memiliki dampak besar pula.
Gagasan tersebut, menurut dia, merupakan angin segar yang memberi harapan kita bangkit di tengah pandemi.
Meski begitu, ujarnya, upaya pelestarian cagar budaya harus konsisten dilakukan. Mengutip pesan dari Bapak Arkeologi Indonesia, Prof. Mundardjito, Rerie menegaskan, tiga hal penting yang harus dilakukan dalam pelestarian cagar budaya, yaitu perlindungan, pengembangan dan pemanfaatan.
Ketiga hal tersebut, jelasnya, secara keseluruhan harus dirangkum dalam sistem pengelolaan yang baik.
Dengan dasar pemikiran itu, ujar Rerie, Candi Borobudur dimungkinkan menjadi subyek yang membawa setiap orang menjadi lebih empati, produktif dan kreatif.
Sehingga candi peninggalan Kerajaan Mataram kuno itu, juga bisa sebagai sumber inspirasi, ilmu pengetahuan, spiritual, kultural dan religiusitas.*