Senin, 20 Febuari 2023
lestari moerdijat, Pendidikan, Sekolah Kejuruan, SMK
Upaya memperbaiki sistem pengajaran di sekolah-sekolah kejuruan harus segera dilakukan agar tujuan untuk mencetak tenaga-tenaga terampil yang siap memasuki dunia kerja bisa sepenuhnya direalisasikan.
Pola pengajaran di sekolah-sekolah kejuruan harus segera direvitalisasi agar mampu mewujudkan SDM trampil yang siap memasuki dunia kerja," kata Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat dalam keterangan tertulisnya, Senin (20/2).
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Indonesia per Agustus 2022 sebesar 5,86% atau setara dengan 8,42 juta orang dari total angkatan kerja 143,72 juta orang.
Berdasarkan catatan tersebut, lulusan sekolah menengah kejuruan (SMK) menyumbang paling banyak pengangguran yakni 9,42%, diikuti oleh lulusan SMA sebesar 8,57%, kemudian SMP (5,95%). Selain itu TPT dari jenjang Diploma IV, S1, S2, dan S3 menyumbang 4,80%, Diploma I/II/III menyumbang 4,59%. Sementara TPT yang paling rendah adalah pendidikan SD ke bawah, yaitu sebesar 3,59%.
Menurut Lestari, catatan tersebut memperlihatkan adanya persoalan mendasar pada lulusan SMK yang seharusnya menyiapkan lulusan siap kerja, malah menjadi penyumbang angka pengangguran terbesar.
Rerie sapaan akrab Lestari berpendapat perlunya sejumlah perbaikan pada kurikulum SMK yang belum mampu memenuhi kebutuhan dunia usaha.
Pola pengajaran sekolah kejuruan yang mampu membangun link and match terhadap perkembangan industri dan dunia usaha, ujar Rerie, yang juga anggota Komisi X DPR RI dari Dapil II Jawa Tengah itu, belum sepenuhnya terbangun lewat kurikulum SMK yang diterapkan saat ini.
Menurut Anggota Majelis Tinggi Partai NasDem itu, perkembangan yang pesat di dunia usaha dan industri saat ini harus mampu diimbangi lewat pola-pola pengajaran yang lebih adaptif.
Transformasi sistem pendidikan lewat program Merdeka Belajar, ujar Rerie, seharusnya lebih membuka ruang bagi pola pengajaran di SMK agar mampu beradaptasi dengan lebih baik.
Selain itu, Rerie mendorong agar segera dibangun kolaborasi yang kuat antara dunia usaha, antar-kementerian dan lembaga pendidikan kejuruan agar terjalin komunikasi yang intens terkait kebutuhan tenaga kerja yang diperlukan di sejumlah sektor.
Dengan kuatnya partisipasi semua pihak itu, Rerie berharap link and match antara dunia pendidikan dan dunia usaha serta industri dapat segera terwujud.