Kamis, 06 April 2023
HSE University Rusia, National Research University Higher School of Economics, SDGs, kesetaraan gender
Upaya untuk mendorong nilai-nilai kesetaraan gender yang mampu menciptakan masa depan perempuan di dunia menjadi lebih baik harus terus dilanjutkan, sebagai bagian strategi pemberdayaan perempuan dalam menjawab berbagai tantangan di masa depan.
Perempuan merupakan bagian dari populasi global yang penting, karena memiliki potensi kontribusi yang nyata dalam proses pembangunan ekonomi di setiap negara," kata Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat dalam keterangan tertulisnya, Kamis (6/4).
Pernyataan Lestari itu disampaikan saat menjadi pembicara secara daring dalam diskusi bertema National Strategies For Women: Investing in Economic Empowerment, yang diselenggarakan National Research University Higher School of Economics (HSE University), di Moskow, Rusia, Rabu (5/4), yang dihadiri para pakar dari sejumlah negara secara daring dan luring.
Menurut Rerie sapaan akrab Lestari, terlepas dari potensi tersebut, perempuan masih menghadapi sejumlah hambatan terkait kesetaraan, termasuk di sektor ekonomi.
Padahal, jelas Rerie yang juga legislator dari Dapil II Jawa Tengah itu, kesetaraan gender secara jelas sudah ditetapkan dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan PBB (SDGs No. 5) yang merupakan prasyarat untuk mencapai kesetaraan dan kemakmuran seluruh umat manusia.
Sehingga, tegas Rerie, hambatan pemberdayaan ekonomi perempuan harus didekati dengan kebijakan yang mampu membangun semangat kewirausahaan yang inklusif gender.
Pada forum tersebut, Wakil Ketua MPR koordinator bidang penyerapan aspirasi masyarakat dan daerah itu mengungkapkan, selama satu dekade terakhir, Indonesia telah melakukan upaya signifikan untuk berinvestasi dalam pemberdayaan ekonomi perempuan.
Menurut Rerie, upaya pemberdayaan ekonomi perempuan tidak hanya akan mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif tetapi juga berkontribusi pada tujuan SDGs lainnya, seperti SDGs No. 8 tentang peningkatkan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, kesempatan kerja yang produktif dan menyeluruh, serta pekerjaan yang layak untuk semua.
Meski begitu, diakui Rerie, Indonesia masih memiliki sejumlah 'pekerjaan rumah' dalam pemberdayaan ekonomi perempuan, antara lain dalam bentuk peningkatkan pemerataan partisipasi tenaga kerja melalui kebijakan dan pengembangan keterampilan, peningkatan partisipasi perempuan dalam kepemimpinan dan proses pengambilan keputusan kebijakan publik.
Komitmen Indonesia terhadap kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan, ungkap Anggota Majelis Tinggi Partai NasDem itu, tercermin dalam berbagai kebijakan yang bertujuan untuk meningkatkan akses perempuan terhadap pendidikan, kesehatan, dan pekerjaan.