Jum'at, 17 November 2023
UNISFAT, transformasi, norma budaya, kenormalan baru, bonus demografi, generasi cerdas, generasi muda, temu tokoh nasional, temu tokoh
Generasi muda harus mampu mempersiapkan diri dengan kemampuan mengenali situasi untuk menjadi orang yang qualified dan mampu mengelola kondisi saat ini untuk menjawab tantangan perubahan di masa depan.
"Generasi muda harus mampu menyikapi lompatan zaman dengan mempersiapkan diri dengan kemampuan manage the now, karena kita tidak tahu kondisi 4-5 tahun mendatang," kata Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat dalam acara Temu Tokoh bertema Menjadi Agen Pembelajar, Menyambut Era Bonus Demografi di Universitas Sultan Fatah (Unisfat) Demak, Kabupaten Demak, Jawa Tengah, Jumat (17/11).
Berita Terkait - Peran Generasi Muda Penting dalam Implementasi Nilai Kebangsaan
Hadir pada acara tersebut Budhi Achmadi (Anggota DPRD Kabupaten Demak) dan sejumlah dosen serta mahasiswa Unisfat.
Karena, menurut Lestari, lompatan teknologi yang melahirkan sejumlah perubahan di berbagai sektor tidak akan pernah berhenti.
Bila generasi muda tidak mempersiapkan diri menyikapi perubahan tersebut, tegas Rerie, sapaan akrab Lestari, akan menjadi manusia-manusia yang tidak siap dan tertinggal.
Rerie yang juga anggota Komisi X DPR RI dari Dapil II Jawa Tengah itu, berpesan agar para pemuda jangan pernah takut berada di antara orang-orang yang jauh lebih hebat dari kita.
Ketika mereka lebih hebat dari kita, ujar Rerie, sejatinya mereka justru akan memperkaya kita selama mampu mengelola kemampuan kepemimpinan dalam diri kita masing-masing.
Dengan mengakui adanya kekurangan, tambah dia, berarti kita akan tahu apa yang kita tidak tahu dan untuk hal yang kita tidak tahu jangan sok tahu sehingga harus mencari orang-orang yang lebih tahu untuk membantu kita.
Baca Juga - Bangkitkan Potensi Generasi Muda untuk Galang Persatuan dan Pembangunan Bangsa
Diakui Rerie, generasi muda saat ini melalui momentum penting dalam bersiap menghadapi perubahan, di saat dunia sedang bertransformasi karena perkembangan teknologi yang cepat tiba-tiba pandemi Covid-19 melanda.
Warga dunia, termasuk Indonesia, jelas Rerie, dipaksa untuk mengubah cara hidup untuk beradaptasi dengan norma-norma baru yang saat ini menjadi kenormalan baru.*