Jum'at, 22 Desember 2023
Perempuan, perempuan berdaya, peran perempuan, perempuan pejuang, perempuan pemimpin, perempuan indonesia, kebangkitan perempuan, hari ibu
Peringatan Hari Ibu harus menjadi momentum bagi perempuan Indonesia untuk meneladani nilai-nilai perjuangan para perempuan pendahulu bangsa.
"Peringatan Hari Ibu di Indonesia itu sangat terkait dengan proses perjuangan perempuan dalam membela hak mereka sekaligus membela bangsa dan negara," kata Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat dalam keterangan tertulisnya, Jumat (22/12).
Berita Terkait - Jelang Hari Ibu, Waka MPR Ungkap Peran Perempuan dalam Pembangunan RI
Peringatan Hari Ibu di Indonesia dicetuskan pada Kongres Perempuan Indonesia III pada 1938. Pada kongres tersebut disepakati bahwa Kongres Perempuan I pada 22-25 Desember 1928 di Yogyakarta dinilai sebagai tonggak penting bagi perjuangan perempuan Indonesia, sehingga 22 Desember ditetapkan sebagai Hari Ibu.
Lestari mengungkapkan, sejak kerajaan di Nusantara beberapa abad yang lalu peran perempuan sudah mengemuka di berbagai bidang dalam proses sosial, politik dan budaya. Bahkan, jelas Rerie sapaan akrab Lestari, jauh sebelum perempuan mengalami pelemahan dalam struktur sosial dan budaya, rekam jejak kepemimpinan dan peran perempuan Nusantara telah ada sejak abad VII sampai abad XVII seperti Ratu Shima dari Kerajaan Kalingga (abad VII), Ken Dedes (XII), Gayatri Rajapatni (XIII), Tribuana Tunggadewi (XIV), Dyah Pitaloka Citraresmi (XIV), dan Ratu Kalinyamat (XVI).
Menurut Rerie, nilai-nilai luhur kejuangan para perempuan pendahulu bangsa itu harus menjadi teladan generasi penerus, sebagai bekal dalam mengisi pembangunan.
Rerie yang juga anggota Komisi X DPR RI dari Dapil II Jawa Tengah sangat berharap berbagai upaya untuk menanamkan nilai-nilai kejuangan perempuan dan peran kepemimpinan perempuan harus konsisten dilakukan.
Baca Juga - Lestari Moerdijat: Perempuan Harus Ikut Berpolitik!
Rerie berpendapat proses membangun memori kolektif bangsa terkait kesetaraan peran perempuan dalam setiap proses pembangunan bangsa ini harus menjadi perhatian bersama.
Anggota Majelis Tinggi Partai NasDem itu mendorong agar semua pihak mampu berperan aktif dalam upaya menanamkan nilai-nilai luhur warisan para pendiri bangsa kepada generasi penerus, sebagai bekal dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045.*