Kerja-kerja politik jangan mengabaikan nilai-nilai kemanusiaan. Berbagai upaya pemulihan dari dampak pandemi harus menjadi bagian kerja anak bangsa dalam rangka mengamalkan nilai-nilai kebangsaan yang kita miliki.
"Berbagai upaya harus kita lakukan dan perhatian harus kita tujukan lewat berbagai cara untuk mengatasi krisis akibat pandemi ini," kata Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat saat membuka acara Training of Trainer bertema Pemulihan Ekonomi Pascapandemi dalam Mendukung Ketahanan Nasional yang digelar Fraksi NasDem MPR RI, Senin (15/11)
Memperkokoh nilai-nilai yang terkandung dalam empat pilar kebangsaan kita, menurut Lestari, merupakan modal dasar kita merealisasikan pemulihan.
Pilar kebangsaan, ujar Rerie, sapaan akrab Lestari, seperti Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah tameng bangsa ini dari hantaman berbagai macam krisis, termasuk yang disebabkan oleh pandemi ini.
Upaya pemulihan, menurut Rerie, harus diawali dengan memperbaiki sektor ekonomi yang merupakan aspek penting dalam proses kebangkitan dari dampak pandemi ini.
Selain itu, Rerie mengungkapkan, saat ini tidak dapat dipungkiri masyarakat menghadapi kejenuhan setelah dua tahun berjuang melawan pandemi, yang pada satu titik kejenuhan itu berpotensi memicu hal-hal yang tidak kita inginkan, seperti merebaknya kekerasan dalam rumah tangga dan gangguan mental kejiwaan masyarakat.
Agar mampu mengatasi sejumlah tantangan tersebut, menurut Anggota Majelis Tinggi Partai NasDem itu, sejumlah langkah strategis harus dilakukan para pemangku kepentingan.
Langkah itu, tambahnya, antara lain merespon dengan cepat permasalahan yang muncul di masyarakat, informasi dikelola dengan baik, arah kebijakan pemulihan harus tegas dan jelas, serta pemulihan ekonomi harus berujung pada perbaikan kehidupan masyarakat.
Konsep kemandirian pangan yang dicanangkan pemerintah, ujar Rerie, harus menjadi perhatian kita semua agar dapat direalisasikan lewat proses adaptasi dengan kondisi saat ini.
Dalam proses transisi agar menjadi bangsa pembelajar untuk merespon berbagai perubahan yang terjadi, Rerie berharap, peran aktif para pemangku kepentingan dan masyarakat, termasuk kader partai politik, dalam memberi pemahaman kepada masyarakat luas.*