Sabtu, 28 Mei 2022
dukacita, tokoh nasional, tokoh agama, kemanusiaan, nasionalisme, syafii maarif, buya syafii
Rakyat Indonesia kehilangan Bapak Bangsa yang sangat gigih memperjuangkan masa depan Indonesia lewat penanaman nilai-nilai nasionalisme dan moral warisan para pendiri bangsa kepada generasi penerus.
"Duka cita yang sangat mendalam saya ucapkan atas wafatnya Buya Syafii Maarif yang semasa hidupnya setiap ucapannya seringkali membakar rasa nasionalisme kita," kata Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat mengungkapkan hal itu saat mendengar kabar Buya Syafii Ma'arif meninggal dunia di Yogyakarta, Jumat (27/5) pagi.
Semangat membangun nasionalisme bangsa dari almarhum, ujar Rerie, sapaan akrab Lestari, terlihat saat menyampaikan Orasi Kebangsaan di kampus Universitas Gajah Mada pada 1 Juni 2015 silam.
"Proses pembentukan nasionalisme kebangsaan Indonesia belum usai. Nasionalisme yang berkembang saat ini bukan lagi untuk melawan kolonialisme namun melawan kekuatan asing dan domestik yang bisa menghambat tujuan pembangunan di era kemerdekaan," tegas mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah saat itu.
Namun nasionalisme yang semula tajam di masa merebut kemerdekaan, tegas Buya, kini berangsur-angsur tumpul bersamaan dengan lumpuhnya hati nurani dan akal sehat sebagian elite bangsa.
Rerie berpendapat, di saat ini Ibu Pertiwi membutuhkan Buya-Buya Syafii muda untuk terus menghidupkan semangat nasionalisme dan moral generasi penerus agar mampu menjawab tantangan zaman.
Konsolidasi kebangsaan Indonesia, ujar Anggota Majelis Tinggi Partai NasDem itu, harus membentuk anak bangsa mampu menjawab tantangan masa depan dengan kepala tegak dan kepercayaan diri yang tinggi sebagai warga negara yang merdeka.*