Fenomena Kabur Aja Dulu mesti diterima sebagai otokritik untuk mendasari perbaikan sejumlah kebijakan dalam proses pembangunan nasional. Fenomena tersebut unik. Pasalnya, fenomena itu bisa dilihat secara sosial atau merupakan wake up call bagi pemangku kepentingan bagaimana generasi muda menyikapi tatanan bernegara yang ada.

Dengan kata lain, fenomena Kabur Aja Dulu bisa didorong oleh sulitnya masyarakat mengakses lapangan pekerjan karena landscape pekerjaan yang sudah berubah. Meski belum ada data konkret terkait penyebab peningkatan migrasi ke luar negeri, kewaspadaan perlu dikedepankan dalam menyikapi dampak tagar Kabur Aja Dulu. Di tengah merebaknya tagar Kabur Aja Dulu saat ini, kita mesti percaya, generasi muda Indonesia mampu menjadi garda terdepan untuk mewujudkan Indonesia yang adil dan makmur di masa depan.