Jum'at, 23 Oktober 2020
ayo ke museum, meseum indonesia, museum dan wawasan kebangsaan
Museum berperan sangat penting bagi edukasi para pengunjung yang ingin mengetahui sejarah bangsa Indonesia (Umah, 2014). Peran museum tidak lagi seperti masih banyak dibayangkan orang sebagai sekedar tempat penyimpanan benda-benda antik, kuno, dan bersejarah, serta arsip-arsip tentang masa silam.
Museum yang berisi koleksi perjuangan bangsa Indonesia juga berkaitan dengan berbagai aspek kehidupan kebangsaan khususnya tentang wawasan nusantara dan pembangunan kembali karakter bangsa. Menurut Azyumardi Azra (2012), museum memiliki peran strategis dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Museum dapat memainkan peran ke arah peningkatan kehidupan bangsa-negara yang lebih cerdas, dengan kepribadian dan karakter lebih tangguh, sehingga dapat memiliki ketahanan nasional dan pandangan dunia komprehensif dan utuh tentang wawasan kebangsaan. Herbani (2016) mengatakan bahwa museum memiliki peranan penting dalam upaya meningkatkan rasa cinta tanah air masyarakat.
Pemanfaatan museum juga sebagai media pembelajaran sejarah, selain memberikan aspek rekreasi bagi pelajar, juga mampu memberikan visualisasi, interpretasi, dan generalisasi tentang suatu peristiwa sejarah. Sehingga museum dapat dijadikan sebagai salah satu upaya peningkatan rasa nasionalisme di kalangan pelajar (Kurniawati, 2013).
Museum merupakan salah satu tempat yang dapat dijadikan sebagai sumber pembelajaran sejarah. Pendidik bersama peserta didik dapat melakukan kunjungan ke museum melalui metode karya wisata. Museum memiliki kedudukan yang sangat penting dalam dunia pendidikan karena keberadaannya mampu mengembangkan kemampuan berfikir kreatif peserta didik salah satunya adalah dengan menggunakan museum sebagai sumber pembelajaran.
Sumber pembelajaran yang konkret akan lebih memudahkan pendidik untuk menyampaikan materi kepada peserta didik (Mukti, 2010). Museum sebagai salah satu tempat yang dapat dijadikan sebagai sumber pembelajaran yang dirancang untuk membantu peserta didik dalam memahami teori secara mendalam melalui pemanfaatan media audio visual berupa benda-benda peninggalan sejarah, arsip atau berbentuk tayangan audio visual tentang peristiwa-peristiwa sejarah seperti film dokumenter sejarah. Museum merupakan salah satu sumber belajar sejarah di antara sumber-sumber belajar lain seperti candi-candi, piagam/inskripsi dan buku-buku.
Museum merupakan lembaga pendidikan informal yang menyediakan media dua dan tiga dimensi sebagai sarana belajar yang kaya akan pengalaman. Pengunjung dalam melakukan kunjungan ke museum memiliki tujuan khusus yaitu untuk belajar bukan untuk tujuan yang lainnya. Hal ini sesuai dengan pendapat Kelly (2007) bahwa penelitian membuktikan bahwa hampir setiap pengunjung yang datang memiliki tujuan untuk belajar. Dengan demikian maka melalui kunjungan ke museum, pengunjung dapat memahami nilai yang terkandung dalam benda koleksi pameran museum.
Pengunjung juga belajar tentang nilai dan kehidupan generasi sebelumnya sebagai bekal kehidupan masa kini dan masa mendatang. Museum juga merupakan suatu lembaga yang mempunyai tugas untuk melakukan pembinaan dan pengembangan nilai budaya bangsa guna memperkuat kepribadian dan jati diri bangsa dan meningkatkan rasa harga diri dan kebanggaan nasional.
Widayanti (2014) mengemukakan bahwa museum telah berperan cukup efektif sebagai media komunikasi dalam meningkatkan pemahaman pengunjung terhadap wawasan kebangsaan melalui pemanfaatan empat media yang dimiliki, yaitu melalui koleksi, melalui kegiatan program publik, ikut serta dalam ruang dan kegiatan publik, dan melalui kegiatan kebijakan kehumasan dalam aktivitas sehari-hari.
Melalui pemanfaatan media koleksi (baik pameran tetap maupun keliling), penggunaan pemandu, pemanfaatan leaflet, buku panduan, brosur, internet, surat dan telepon. Pemahaman pengunjung yang meningkat terhadap wawasan kebangsaan yang didapat akan memperkuat ketahanan nasional.
Museum yang berisi koleksi perjuangan bangsa Indonesia dapat memaksimalkan peranan komunikasinya sebagai bentuk upaya penguatan kembali pemahaman wawasan kebangsaan. Museum ini dapat memainkan peran komunikator dalam mengkomunikasikan pesan tentang indikator wawasan kebangsaan.
Museum sebagai lembaga publik yang terbuka merupakan wahana yang tepat dalam mengkomunikasikan pesan tentang indikator wawasan kebangsaan tersebut. Karena museum mempunyai fungsi sebagai penyebar informasi dan edukasi kultural bagi pengunjungnya. Pemahaman tentang wawasan kebangsaan sekaligus dapat memberi keuletan dan ketangguhan, serta kemampuan dan kekuatan bangsa dalam menjamin terwujudnya ketahanan nasional (Istiana dan Sari, 2017).
Penelitian Istiana dan Sari (2017) memperlihatkan bahwa tingkat rasa kebangsaan yang paling tinggi diperoleh oleh mahasiswa dengan kategori intensitas kunjungan museum tinggi, dan tingkat rasa kebangsaan paling rendah diperoleh mahasiswa yang intensitas kunjungan museumnya rendah. Sedangkan mahasiswa dengan intensitas kunjungan museum sedang memiliki tingkat rasa kebangsaan lebih tinggi dari mahasiswa intensitas kunjungan museum rendah dan lebih rendah dari mahasiswa intensitas kunjungan museum tinggi.
Museum berperan sebagai sarana belajar bagi pengunjung museum dalam membentuk atau mengkonstruksi pengetahuannya sendiri melalui pengalaman berkunjung ke museum. Pengunjung museum dapat membentuk pengetahuannya sendiri dengan cara memahami makna yang terkandung dalam benda koleksi pameran museum.
Kunjungan museum berlangsung secara interaktif antara faktor internal dalam diri pengunjung dengan faktor eksternal dari lingkungan pengunjung. Setelah melakukan kunjungan ke museum, pengunjung bisa mengintegrasikan persepsi, konsep, atau pengalaman baru ke dalam pola yang sudah ada dalam pikirannya. Sehingga melalui kunjungan ke museum yang berulang-ulang, maka sedikit demi sedikit pengunjung bisa mengkonstruksi pengetahuannya tentang perjuangan bangsa Indonesia.
Sebagai wujud keberhasilan dari hasil belajar melalui kunjungan museum, maka akan ada perubahan tingkah laku dalam diri pengunjung yaitu peningkatkan rasa kebangsaan yang diwujudkan dalam bentuk sikap nasionalisme dan bela negara. Jadi, semakin sering malakukan kunjungan ke museum, maka kontruksi pengetahuan pengunjung tentang perjuangan bangsa Indonesia akan semakin kuat dan rasa kebangsaan dalam dirinya akan semakin meningkat.
Di tengah kian banyak dan beragamnya tantangan yang dihadapi negara-bangsa Indonesia hari ini dan ke depan, museum di berbagai tempat di tanah air seyogyanya mengambil inisiatif dan peran untuk revitalisasi berbagai aspek penting dalam kehidupan kebangsaan-kenegaraan tersebut.
Sejak 1990an, Museum dianggap sebagai tempat yang cocok hanya bagi mereka yang memiliki minat tertentu tentang sejarah. Inilah persepsi yang sudah kuno dan konvensional tentang museum. Karena itu, peranan museum kian meluas di Barat dan juga di Indonesia.
Subjek ‘Museum dan Pembangunan Karakter Bangsa’ sekaligus juga menegaskan, museum memiliki peranan strategis dalam kehidupan berbangsa-bernegara. Subyek ini juga mengisyaratkan, museum lebih daripada sekadar tempat penyelamatan, penyimpanan dan pemajangan warisan sejarah bangsa di masa silam, tetapi juga sekaligus dapat memainkan peran ke arah peningkatan kehidupan bangsa-negara yang lebih cerdas, dengan kepribadian dan karakter lebih tangguh, sehingga dapat memiliki ketahanan nasional dan pandangan dunia komprehensif dan utuh tentang wawasan kebangsaan.
Karena itu, museum-museum—khususnya ‘museum nasional’—memiliki posisi penting dalam kontruksi wawasan kebangsaan. Melalui otoritas yang dimiliki dalam hal ‘warisan sejarah nasional’, museum-museum dapat menjadi lembaga ‘otentifikasi’ wawasan kebangsaan di masa silam—dan sekaligus memproyeksikannya ke masa depan.
Museum-museum di berbagai tempat di Indonesia memainkan peran penting dalam menyelamatkan, menyimpan, dan meneruskan ‘kenangan bersama’ (memory collective) perjalanan dan perjuangan bangsa dalam mencapai kemerdekaan tersebut. Dalam hal ini, museum-museum harus menyelesaikan masalah-masalah tertentu misalnya tentang sejarah mana yang harus direkonstruksi dan ditampilkan; atau ‘memori bersama’ mana yang mesti disegarkan kembali. Tetapi, terlepas dari masalah-masalah ini, yang jelas, melalui museum berbagai proses kesejarahan ini yang ditampilkan dapat menjadi cerminan dan pelajaran untuk meningkatkan karakter bangsa dan keutuhan wawasan kebangsaan.
Melalui koleksi-koleksi museum terlihat bahwa peristiwa-peristiwa tersebut merupakan simbol-simbol penting dalam wawasan kebangsaan yang muncul dari perjalanan bangsa mewujudkan Indonesia yang bersatu berkat wawasan kebangsaan dan nusantara yang kokoh menuju kehidupan bangsa yang adil, makmur dan sejahtera; dan lebih berharkat dan bermartabat dalam kancah internasional. Simbolisme—sebagaimana banyak terdapat di museum—sangat diperlukan dalam kehidupan berbangsa-bernegara dalam usaha mewujudkan kehidupan lebih baik pada hari ini dan di masa depan. *)
*Diolah dari berbagai sumber oleh tim Wakil Ketua MPR RI