Kamis, 30 Agustus 2018
berita
MANADO (30 Agustus): Saat ini banyak banyak pihak yang terjebak dalam pragmatisme, kepentingan individual, dan politik transaksional. Hal ini akan menggerus pemikiran besar untuk membangun bangsa ke depan.
Hal tersebut disampaikan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh saat memberi pembekalan kepada para calon anggota legislatif (caleg) NasDem se Sulawesi Utara, di Manado, Selasa (28/8).
“Pemikiran besar menjadi semakin tidak laku dalam pergaulan keseharian kita,” tegas Surya Paloh.
Di hadapan 446 calon anggota legislatif Partai NasDem Sulut, Surya menyebut semua pihak, termasuk partai politik, seharusnya memikirkan hal itu. Jika tidak, katanya, pembangunan bangsa ke arah yang lebih baik hanyalah mitos belaka yang tidak pernah akan terwujud.
Ditambahkan Surya, saat ini dampak paling nyata dari degradasi pemikiran, yakni relasi antara generasi senior dan generasi milenial yang semakin renggang.
“Benang merah antara generasi senior dan generasi milenial bisa dibilang sudah terputus. Padahal, sebagai bangsa yang satu dan utuh, gejala semacam itu tidak boleh terjadi,” jelasnya.
Untuk itu, Surya menilai partai politik harus berperan aktif dalam membentuk kesadaran baru. Jangan sampai kemajuan teknologi, modernisasi, dan hal yang masuk dari luar, memengaruhi dan menggerus nilai-nilai keindonesiaan.
Cita-cita NasDem, imbuhnya, ialah membangun Indonesia menjadi negara yang hebat, Indonesia yang tidak hanya milik generasi saat ini, tapi juga dinikmati anak-cucu di kemudian hari. Karena hal itu merupakan makna perjuangan yang sesungguhnya.
“Nasionalisme ada di sana. Nasionalisme ketika kita menyayangi negeri ini, memertahankan seluruh daya upaya kita untuk memajukan negeri ini. Upaya ke arah itu tidak terhenti di generasi sekarang, tapi harus terus berlangsung ke generasi-generasi selanjutnya,” tandas Surya.(Uta/*)
Sumber: https://www.partainasdem.id/read/5934/2018/08/30/pragmatisme-dan-politik-transaksional-menggerus-pemikiran-besar-membangun-bangsa