Berita

Siapkan Atlet Muda ke Ajang Olimpiade

Jum'at, 31 Agustus 2018 berita

SEJUMLAH pengurus cabang olahraga menilai jam terbang atlet-atlet Indonesia harus ditingkatkan untuk dapat bersaing di kompetisi dunia seperti Olimpiade Tokyo 2020 dan Olimpiade Paris 2024.

Sekretaris Jenderal PB Persatuan Atletik Seluruh Indonesia Tigor Tanjung, misalnya, mengatakan Indonesia sudah memiliki modal bibit atlet-atlet muda di atletik seperti Lalu Muhammad Zohri, 18, Bayu Kertanegara, 21, Eko Rimbawan, 23, Sapwaturrahman, 23, dan Emilia Nova, 23.

Menurut Tigor, para atlet muda itu harus berusaha lebih keras untuk bisa berbicara di level dunia.

“Fisik jelas perlu dikuatkan, tetapi masalah teknik itulah yang perlu dimatangkan,” ungkapnya, kemarin.

“Kita tentu akan mempersiapkan mereka dengan sebaik-baiknya untuk menghadapi Olimpiade 2020, tetapi jangan lupa ada Olimpiade 2024 di saat usia matang mereka,” kata Tigor.

Minimnya jam terbang juga yang membuat Indonesia gagal merebut medali emas dari cabang olahraga balap sepeda trek. “Kendala untuk target medali ialah butuh proses panjang. Indonesia baru bersiap selama dua tahun, sedangkan negara lain sudah puluhan tahun,” ungkap pelatih balap sepeda trek Indonesia, Samai.

“Kita belum jago soal teknik dan finishing. Seharusnya jumlah kejuaraan diperbanyak, dibuat seri senior dan junior. Infrastruktur juga harus bagus,” tambahnya.

Di sisi lain, kepala pelatih panjat tebing Indonesia, Caly Setiawan, menyebut tidak mudah memunculkan atlet berkualitas untuk panjat tebing nomor combine yang akan dipertandingkan di Olimpiade.

“Butuh kompetisi, perbanyak jam terbang. Pelatihnya saja bisa lebih dari satu orang. Peralatan dan infrastruktur juga harus berstandar internasional,” kata Caly.

Pemerintah sendiri telah membenahi sistem pengelolaan olahraga dengan menerbitkan Peraturan Presiden Nomor 95 Tahun 2017 tentang Peningkatan Prestasi Olahraga Nasional. Perpres tersebut memangkas sekat birokrasi terkait dengan anggaran pembinaan.

“Anggaran kini dapat sampai dengan tepat ke cabang-cabang olahraga dan para atlet sehingga program pelatih-an dapat berjalan dengan baik,” ujar Presiden Jokowi, Rabu (28/8).

Pengamanan penutupan

Kepala Polri Jenderal Tito Karnavian, kemarin, memimpin rapat pengamanan upaca-ra penutupan Asian Games 2018.

“Ada 9.422 pasukan gabung-an TNI, Polri, dan pemda yang terdiri dari Satpol PP, damkar, ambulans, dan lainnya untuk quick response. Fokus utama acara di Jakarta,” kata Tito di Jakarta, kemarin.

Di Palembang, menurut Kapolri, tidak ada acara khusus penutupan Asian Games. Meski demikian, hingga saat ini sekitar 3.000 atlet masih bertahan di Palembang.

Terkait dengan pengamanan acara penutupan pada Minggu (2/9), lanjut Tito, fokusnya pada terorisme, kemacetan lalu lintas, dan kejahatan jalanan.

Kepala Korlantas Polri Irjen Royke Lumowa menyatakan, saat penutupan, jalan yang akan dibuka hanya dari Sudirman menuju Semanggi, lalu dari Gatot Subroto ke arah Slipi dan Palmerah. Persimpangan ke Gatot Subroto juga akan ditutup.

Deputi III Games Support Inasgoc, Ahmed Solihin, menambahkan pemulangan atlet terutama dari kawasan Wisma Atlet Kemayoran bisa mencapai 3.000-4.000 kloter. Karena itu, pihaknya akan membentuk tim untuk melayani kepulangan para atlet.

Sumber: Media Indonesia