Senin, 29 Oktober 2018
perspektif
Seluruh kegiatan manusia sehari-hari tidak terlepas dari penggunaan listrik. Sayangnya, hingga saat ini pasokan energi listrik Indonesia masih bergantung pada bahan baku tak terbarukan (non renewable).
Listrik menjadi komponen penting dalam kehidupan modern. Orang menggunakan listrik untuk penerangan, pemanas, pendingin, peralatan rumah tangga, komputer, mesin, sistem transportasi umum dan kegiatan produksi yang bisa menunjang perekonomian. Di Indonesia, kebutuhan pasokan energi listrik sangat besar untuk mendukung industri yang ada. Hingga saat ini, pasokan energi listrik Indonesia masih bergantung pada bahan baku tak terbarukan (non renewable). Energi yang tak terbarukan adalah energi yang diperoleh dari sumber daya alam yang waktu pembentukannya sampai jutaan tahun. Contoh dari energi tak terbarukan yang sangat kita kenal adalah minyak bumi dan batu bara. Penggunaan minyak bumi dan batu bara memiliki kelemahan yang berakibat buruk bagi umat manusia, seperti pencemaran lingkungan. Selain itu energi non renewable seperti minyak bumi dan batu bara tidak bisa diperbaharui, dan suatu saat akan habis.
Pemerintah Indonesia menargetkan bauran energi terbarukan pada tahun 2025 mendatang mencapai 23%. Namun hal ini tak mudah, lantaran selama ini pemanfaatannya masih terbilang kecil (sekitar 6,8 persen), padahal Indonesia memiliki potensi besar untuk mengembangkan energi baru dan terbarukan. Energi terbarukan adalah energi yang pada umumnya merupakan sumber daya non fosil yang dapat diperbaharui, dan apabila dikelola dengan baik, maka sumber dayanya tidak akan habis. Jenis energi terbarukan meliputi tenaga, surya, angin, air dan panas bumi.
Sebagai negeri tropis, Indonesia disinari matahari sepanjang tahun. Sinar matahari melimpah ruah di negara kita. Bahkan musim penghujan pun tidak menghalangi matahari menyinari bumi Indonesia. Energi surya dan angin yang melimpah bisa dimanfaatkan untuk memaksimalkan sistem energi hidro terpompa atau Pumped Hydro Energy Storage (PHES), yaitu teknik untuk menyimpan energi yang dihasilkan oleh pembangkit listrik. Menurut laman theconversation.com, Indonesia memiliki potensi penyimpanan energi hidro terpompa yang amat besar. Seperti di Bali, memiliki 657 lokasi yang potensial untuk menyimpan energi hidro terpompa. Situs-situs potensial untuk PHES yang ada di Bali dipastikan cukup untuk mendukung jaringan listrik terbarukan.
Saat ini, dunia menjadikan panel surya atau solar PV (potovoltaik) dan tenaga angin sebagai teknologi pembangkit listrik utama. Sementara gas dan batu bara menempati urutan ketiga dan keempat. Perkembangan teknologi panel surya lebih cepat dari teknologi pembangkit energi lainnya. Teknologi panel surya memang lebih murah, terukur, dan tidak menghasilkan emisi gas rumah kaca.
Segera, teknologi PHES akan menjadi incaran karena merupakan teknologi yang paling efisien, dengan jangka waktu pemakaian sekitar 50 tahun atau lebih. Mayoritas sistem PHES berada di lembah sungai dan dihubungkan oleh sistem listrik tenaga hidro. Namun PHES yang berada di luar sungai juga memiliki potensi yang tak kalah besar. PHES di luar sungai membutuhkan waduk-waduk berukuran sedang di ketinggian yang berbeda, biasanya dengan luas 100 hektar. Waduk-waduk tersebut dihubungkan oleh sebuah pipa dengan sebuah pompa dan turbin. Air dipompa naik ke dalam waduk pada hari-hari yang berangin dan cerah saat listrik berlimpah; kemudian, ketika pembangkit tenaga surya dan angin tidak maksimal (misalnya cuaca berawan atau angin sepoi-sepoi), listrik dapat dikirim dari waduk sesuai permintaan dengan melepaskan air yang disimpan melalui turbin. PHES di luar sungai biasanya memberikan daya maksimum antara 5-25 jam, tergantung ukuran waduk.
Dengan potensi lokasi yang begitu besar, diharapkan Indonesia bisa segera membangun sistem PHES dengan dukungan energi listrik terbarukan yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat hingga ke pelosok-pelosok di seluruh Indonesia.
Artikel terkait :
https://ekonomi.kompas.com/read/2018/05/22/153044626/bappenas-energi-terbarukan-untuk-meningkatkan-penggunaan-listrik-wilayah
https://www.kompasiana.com/ahmad76/593e8802127f61194cb6c785/batubara-sebagai-sumber-utama-listrik-nasional
https://www.jawapos.com/ekonomi/properti/06/04/2018/teknologi-panel-surya-solusi-utama-untuk-hemat-listrik-di-rumah
https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn%3AANd9GcTn0Kou5rBHWHatq-2qwxOCKlod-iTxXVbQXDO1D-4hRQUB_nhz