Berita

Mengajarkan Anak Paham Gizi Sejak Dini

Senin, 04 Febuari 2019 perspektif

Salah satu persoalan yang masih dihadapi Indonesia adalah gizi buruk dengan jumlah kasus yang cukup tinggi. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) dan hasil pemantauan status gizi (PSG) tahun 2016 disebutkan proporsi balita berusia 0 – 56 bulan dengan gizi buruk dan gizi kurang pada tahun 2013 mencapai 19,6 persn. Angka ini mengalami peningkatan dari 17,9 persen pada 2010.

Yang dimaksud gizi buruk atau malnutrisi adalah kondisi yang terjadi karena tubuh kekurangan gizi dalam jangka cukup lama atau menahun. Kasus malnutrisi biasanya diderita anak-anak yang tumbuh dalam keluarga berekonomi lemah. Namun, keluarga dengan ekonomi menengah ke atas pun masih banyak yang mengalaminya akibat kurangnya pemahaman tentang gizi dalam keluarga tersebut. Anak-anak banyak yang tidak menyukai sayur atau buah tapi lebih suka pada rasa gurih dan lezatnya makanan siap saji. Padahal makanan siap saji umumnya mengandung kadar garam dan penguat rasa yang tinggi dan minim kandungan gizi seimbang. Akibatnya bisa menyebabkan masalah nutrisi lainnya pada anak, yaitu obesitas atau kelebihan berat badan yang ekstrem.

Anak-anak yang tumbuh dalam kondisi malnutrisi umumnya mengalami perkembangan kepribadian yang lambat. Lebih parah lagi, keterbelakangan mental pun bisa terjadi. Meskipun sudah ditangani, kekurangan gizi dapat mengalami efek jangka panjang pada anak-anak, seperti gangguan fungsi mental dan gangguan pencernaan. Pada beberapa kasus yang sangat gawat, gangguan ini bisa terjadi seumur hidup.

Penyebab gizi buruk adalah kurangnya konsumsi makanan dengan nutrisi seimbang, seperti sayur, buah, protein, vitamin, mineral, dan susu. Untuk menekan jumlah penderita gizi buruk di Indonesia, pemerintah berusaha mengedukasi masyarakat untuk lebih paham soal gizi buruk. Dengan pemahaman yang baik, persoalan gizi buruk dapat dicegah.

Edukasi tentang dampak gizi buruk ini agar lebih dapat diterima dengan luas, tak hanya perlu diketahui oleh para orang tua saja. Anak-anak pun patut memahami tentang pentingnya gizi yang baik, terutama anak-anak usia sekolah. Menurut Wakil Ketua Perhimpunan Dokter Gizi Medik Indonesia (PDGMI) sekaligus dokter spesialis gizi klinik Dr Yustina Ani Indriastuti SpGK, seperti dikutip Republika, anak-anak perlu tahu soal dampak gizi buruk agar mereka lebih memahami pentingnya asupan nutrisi seimbang bagi tubuh.

Anak yang sehat menandakan kebutuhan gizinya terpenuhi dengan baik. Sehat berarti jarang sakit, aktif bergerak, berat dan tinggi badan sesuai umur, dan mudah menangkap pelajaran di sekolah. Bila menunjukkan tanda-tanda positif ini, berarti dalam keseharian anak mendapatkan asupan porsi makanan yang cukup dengan takaran gizi seimbang. Gizi seimbang ini sangat penting untuk tumbuh-kembang anak hingga dewasa kelak.

Kadang sulit mengajarkan anak makan makanan bergizi, seperti sayur dan buah. Namun sebagai orang tua adalah wajib untuk mencari beragam cara agar anak mau makan makanan bergizi. Untuk itu anak-anak pun harus diedukasi sejak dini sehingga mereka melek gizi. Apabila anak sudah memahami betul peran gizi seimbang, diharapkan mereka bisa menyebarkan pengetahuan tentang gizi tersebut pada teman-teman yang belum tahu, termasuk pada lingkungan keluarga.

Bagi orang tua, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mendidik anak agar paham tentang gizi seimbang, yakni:

Ibu menjadi role model
Anak-anak terbiasa meniru apapun yang dilakukan orang tuanya, termasuk meniru kebiasaan makan. Sebuah penelitian menyebutkan bahwa selera makan anak berhubungan dengan makanan yang disukai dan tidak disukai ibunya. Karenanya, agak anak mau makan sehat, sebaiknya para ibu pun menjadikan pola makan sehat sebagai kebiasaan. Selalu sediakan buah dan sayuran agar anak terbiasa mengkonsumsinya.

Sediakan beragam jenis makanan
Kebiasaan menawarkan beragam makanan di rumah mendorong anak untuk berani mencoba semua jenis makanan. Akan ada rasa ingin tahu anak untuk mencicipi makanan baru yang belum pernah dicoba sebelumnya. Pastikan makanan yang beragam tersebut adalah makanan sehat.
Ajak anak berbelanja dan menyiapkan makanan.

Melibatkan anak berbelanja kebutuhan rumah tangga bisa dijadikan ajang belajar bagi anak-anak tentang berbagai jenis makanan dan kandungan nutrisi di dalamnya. Ajarkan anak tentang makanan sehat sambil menunjukkan makanan tersebut di pasar atau supermarket. Pengalaman ini akan membuat anak-anak tahu tentang berjenis-jenis sayur, buah-buahan, daging, ikan, telur, dan sebagainya.  Ajak juga anak untuk menyiapkan makanan untuk dimasak, dengan demikian anak pun tak sabar untuk mencobanya.

Belajar dengan bermain
Anak juga bisa diajarkan tentang beragam jenis makanan sehat dengan cara permainan atau gambar-gambar menarik di buku. Dengan belajar dan bermain anak-anak bisa mengenal nama, bentuk, dan warna berbagai jenis sayuran, buah-buahan, sumber protein, karbohidrat dan makanan bergizi lainnya.

 

Artikel terkait :

https://www.nutriclub.co.id/kategori/balita/nutrisi/menu-makanan-anak-yang-seimbang/

http://www.tribunnews.com/regional/2018/01/25/angka-gizi-buruk-di-indonesia-masih-tinggi-inilah-penyebabnya

https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20180125110614-255-271456/4-ancaman-bahaya-yang-dialami-balita-dengan-gizi-buruk