Jum'at, 06 Desember 2019
sahabat lestari, berita
Jepara (6/12) : Yayasan Dharma Bakti Lestari (YDBL) menyelenggarakan Training For Trainer (ToT) Pencegahan dan Penanggulangan HIV AIDS, di kantor YDBL Kabupaten Jepara, pada kamis (5/12).
Acara diadakan karena meningkatnya penularan HIV/AIDS di kota ukir tersebut.
Hadir narasumber yakni, Kabid Penanggulangan dan Pengendalian Penyakit, Dinkes Jepara dr. Fakhrudin, Komisioner Purnabakti Komnas Perempuan Arimbi Haroe Putri dan Aktivis Putri Nely Putri. Serta hadir berbagai kalangan, seperti masyarakat, ibu rumah tangga, praktisi kesehatan herbal, aktifis perempuan, mahasiswa sampai pendidik.
Di sesi pertama, dr. Fakhrudin, memperlihatkan angka peningkatan HIV/AIDS di Jepara yang mencapai jumlah kumulatif dari tahun 1997 sampai 2019 adalah 1.135 temuan. Pada 2016 ditemukan 116 kasus, 2017 ada 149 kasus dan tahun 2018 sebanyak 169 kasus baru.
Tahun ini (2019), sampai bulan Agustus sudah ada 96 pengidap HIV AIDS baru ditemukan. Sementara berdasarkan umur kelompok dari tahun 1997 sampai 2018, 26-40 tahun menduduki angka tertinggi dengan 549 kasus.
“Justru, ketika pengidap HIV banyak ditemukan, kita dapat melakukan penatalaksanaan agar tidak menularkan kepada yang lain. Misal, kita menemukannya pada calon pasangan suami istri, kalau ditemukan awal, bisa disikapi agar pasangannya tak menulari. Nantinya ketika punya anak juga tak tertular,” ujar dr. Fakhrudin di Kantor YDBL, Desa Saripan, Kecamatan Jepara.
Dalam TOT ini dilakukan pula tes pada ibu hamil, untuk mendeteksi kemungkinan sipilis, hepatitis B dan HIV/AIDS. Pengecekan ini didasari banyaknya kasus HIV/AIDS, agar perlu peningkatan kewaspadaan dari seluruh stakeholder.
Ia juga memberi tahu jika HIV tidak ditularkan melalui kolam renang, melalui batuk dan bersin, gigitan nyamuk atau serangga, berbagai alat makan bersama dan berjabat tangan.
dr. Fakhrudin juga menghimbau kepada 35 peserta yang hadir untuk tidak menjauhi pengidap HIV/AIDS.
“Yang perlu diingat jangan menjauhi orangnya. Jauhi penyakitnya. Karena, penyakit ini hanya menular lewat cairan sperma, cairan darah, cairan vagina dan Air Susu Ibu. Tidak menular lewat jabatan tangan ataupun di tempat publik,” tambahnya.
Di sesi kedua Arimbi Haroe Putri, mengajak para peserta, sadar akan hak dan pentingnya meningkatkan kesehatan diri sendiri.
“Pemeriksaan alat kesehatan reproduksi bagi perempuan secara berkala sangat penting, bukan hanya soal dia menghindap HIV, karena kesehatan reproduksi perempuan sangat rentan dan kompleks makanya diperlukan pemeriksaan secara berkala. Di Jepara sudah ada pemeriksaan secara gratis, harapanya ada pemeriksaan gratis bagi perempuan di seluruh Indonesia,” ucapnya.
Koordinator Sahabat Lestari, Naila Fitria mengungkapkan, tujuan dari kegiatan ini untuk pengetahuan tentang cara pencegahan HIV/AIDS dan meningkatkan kapasitas relawan.
“Muara akhir yang disasar adalah, masyarakat yang memiliki pandangan luas terhadap HIV AIDS dan reproduksi sehat.” katanya.
Salah satu peserta, Wahyuning Rahmawati, dari Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) cabang Jepara, bersyukur kabupaten Jepara yang cepat menemukan akar permasalahan HIV/AIDS.
“Sangat miris Jepara darurat HIV/AIDS, tetapi saya bersyukur karena bisa cepat menemukan kasus-kasusnya, sehingga bisa menemukan langkah selanjutnya dan bisa memutus mata rantai penyebaran kasus HIV/AIDS,” ujarnya.
Ia juga berharap acara ini bisa mengedukasi masyakarat.
“Saya sangat mengapresiasi acara ini karena dari sini bisa melahirkan trainer-trainer atau sosok yang mungkin bisa memberikan informasi terkait HIV/AIDS di masyakarat. Sehingga banyak teman-teman teredukasi tentang pencegahan dan penanggulangan penyakit HIV/AIDS,” tambahnya.