Senin, 09 Maret 2020
berita
Jakarta: Wakil Ketua MPR Lestari Moerdijat menilai gap kesetaraan gender masih menjadi permasalahan pelik di Indonesia. Butuh upaya semua pihak mengatasi permasalahan tersebut.
“Butuh kerjasama dan kontribusi dari semua pihak untuk mencapai ekualitas. Gap atau jurang kesetaraan gender masih lebar. Kampanye kesetaraan gender masih jauh dari selesai,” kata Rerie sapaan karibnya di Jakarta, Minggu, 8 Maret 2020.
Sebagai contoh keterwakilan perempuan di parlemen. Meski periode 2019-2024 menjadi rekor keterwakilan perempuan di parlemen tertinggi pascareformasi, namun masih jauh dari target 30 persen berdasarkan UU Pemilu.
Ada beberapa faktor minimnya keterwakilan perempuan di legislatif.Di antaranya banyak caleg perempuan tidak ditempatkan di nomor urut satu. Berdasarkan data Perludem, caleg perempuan yang ditempatkan dalam nomor urut satu ada 235 orang (18,36 persen) dari dari total 1.280 calon.
“Jadi niat baik (good will) untuk mematuhi kuota 30 persen bagi perempuan menduduki kursi di parlemen, masih sebatas retorika,” ungkap dia.
Partai NasDem tercatat sebagai partai politik yang memenuhi kuota 30 persen perempuan. Sebanyak 20 srikandi NasDem berhasil lolos sebagai anggota DPR dari total 59 anggota atau 33,8 persen.
Di sisi lain, persaudaraan sebagai sesama kaum hawa dianggap masih kurang. Tidak semua pemilih wanita memilih caleg perempuan.
“Keputusan perempuan untuk memilih sangat tergantung akan patronnya,” ujar Rerie.
Rerie menambahkan, fakta-fakta tersebut diperburuk adanya pandangan yang memarjinalkan dan mendiskriminasi peran di masyarakat. Butuh kerja keras perempuan bisa lolos dalam pesta demokrasi lima tahunan tersebut.
“Serangan yang digaungkan oleh para pemimpin informal agar saya tidak terpilih bukan soal kapasitas saya, tapi karena saya perempuan. Kampanye perempuan itu, tempatnya di belakang, cukup manjur,” tutur Rerie.
Kerja keras itu membuahkan hasil. Rerie pun berhasil menjadi wanita pertama yang lolos pada Pemilu 2019 dari daerah pemilihan Jawa Tengah 2 meliputi Kudus, Demak dan Jepara.
“Jadi perjuangan yang tidak main-main sehingga berhasil lolos menjadi perempuan pertama pascareformasi yang terpilih sebagai anggota DPR dari Dapil ini dengan suara terbanyak. Butuh perjuangan ekstra keras dan tidak basa-basi,” tukasnya.
Rerie mengajak semua pihak untuk ikut berperan untuk mewujudkan kesetaraan gender di Indonesia. Data kesetaraan gender di Indonesia masih tertinggal di dunia.Menurut Global Gender Gap Report 2020 yang dikeluarkan oleh World Economic Forum, Indonesia berada pada peringkat 85 dari 153 negara.
Peringkat Indonesia lebih baik daripada Vietnam (87), Malaysia (104), Tiongkok (106), India (112), namun masih jauh di bawah Filipina (16), Singapura (54), dan Thailand (75). Adapun peringkat teratas Islandia (1), disusul dominasi tiga negara Skandinavia, yaitu Norwegia (2), Finlandia (3), dan Swedia (4).
Gender Gap Performance merupakan sintesa dari partisipasi ekonomi, pendidikan, kesehatan, dan keterlibatan politik. Secara keseluruhan, keterlibatan perempuan dalam politik paling tinggi hanya 25 persen.
“Belum ada satu pun negara yang sudah menutup gap tersebut,” kata Rerie.
Sumber: https://www.medcom.id/nasional/peristiwa/Wb70O42k-lestari-moerdijat-miris-gap-kesetaraan-gender-masih-tinggi