Jum'at, 02 Oktober 2020
umkm, batik indonesia, hari batik nasional
Jadikan peringatan Hari Batik Nasional momentum kebangkitan produk-produk asli Indonesia untuk menyelamatkan perekonomian nasional dari ancaman krisis di masa pandemi.
"Saat ini kita memang dihadapkan pada kondisi perekonomian nasional yang sulit bergerak. Perlu berbagai upaya yang efektif agar perekonomian nasional bisa keluar dari kondisi resesi," kata Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat dalam keterangan tertulisnya, Jumat (2/10).
Karena itu, tegas Lestari, kita harus bisa memanfaatkan momentum yang ada seefektif mungkin. Peringatan Hari Batik Nasional, menurut Rerie, sapaan akrab Lestari, bisa dijadikan salah satu momentum kepedulian kita terhadap produk-produk karya anak bangsa.
"Momentum sekecil apa pun yang ada saat ini harus bisa kita manfaatkan untuk mendorong agar perekonomian kita bisa bergerak, tumbuh kembali dan keluar dari krisis. Kecintaan masyarakat terhadap karya anak bangsa bisa jadi pintu masuk untuk menggerakkan perkonomian nasional," ujar Rerie.
Selain potensi ekspor industri kreatif anak bangsa, seperti batik, tenun nusantara dan produk kerajinan lainnya, menurut Legislator Partai NasDem itu, potensi pasar dalam negeri juga sangat besar dengan jumlah penduduk 230 juta dan hampir 50 persen terdiri dari penduduk berusia di bawah 29 tahun.
Di sisi lain, jelas Rerie, sektor UMKM juga memiliki potensi besar untuk dikembangkan. Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan UMKM, sebanyak 98,7 persen usaha di Indonesia merupakan usaha mikro. Dengan jumlah tersebut, UMKM mampu menyerap 89,17 persen tenaga kerja domestik.
Dengan strategi pemasaran yang melibatkan sejumlah komunitas dan memanfaatkan semangat gotong royong yang berkembang di tengah masyarakat, Rerie yakin UMKM bisa kembali menjadi salah satu motor penggerak perekonomian saat ini.
"Tentu saja berbagai upaya tersebut juga memerlukan keterlibatan aktif Pemerintah untuk menciptakan iklim usaha yang sehat bagi para pelaku ekonomi di Tanah Air," ujar Rerie.*