Berita

Perlu Bantuan Solusi dan Kreativitas Agar Para Penggiat Seni Bisa Bertahan di Masa Pandemi

 

Dibutuhkan bantuan untuk meningkatkan kemampuan inovasi dan eksplorasi berbagai potensi para penggiat kesenian agar mampu menghadirkan solusi sehingga tetap produktif di masa pandemi ini.

"Para penggiat seni wayang di masa pandemi ini memang menghadapi situasi seperti memakan buah simalakama. Di satu sisi untuk bertahan hidup harus menggelar pertunjukan, di sisi lain pandemi membutuh pembatasan kegiatan," kata Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat saat berbincang dengan Perkumpulan Dalang Remaja Surakarta (Darma Suta) dalam kunjungan kerjanya di Yogyakarta, Minggu (28/11).

Karena itu, ujar Lestari, dibutuhkan batuan pemikiran dari berbagai pihak agar para penggiat kesenian seperti para dalang mendapatkan solusi untuk  menghadapi kondisi pandemi ini.

Rerie, sapaan akrab Lestari mengakui, potensi yang dimiliki para dalang muda sangat besar untuk mengembangkan kesenian agar bisa terus dinikmati masyarakat luas.

Salah satu upaya mementaskan wayang secara virtual seperti yang dilakukan budayawan Sujiwo Tedjo misalnya, menurut Rerie, yang juga anggota DPR RI dari Dapil II Jawa Tengah itu, bisa dicoba sebagai salah satu solusi.

Selain itu, ujar Rerie, upaya menyesuaikan durasi pertunjukan wayang dengan waktu tayangan di televisi juga bisa dilakukan.

Pembina Darma Suta, Ki Warseno Slank berpendapat, pertunjukan wayang sebagai sarana penyampai pesan kepada masyarakat memerlukan dorongan kreativitas yang memadai agar mampu membangun konten atau tokoh yang disesuaikan dengan kebutuhan, sehingga dapat dinikmati masyarakat luas.

Ketua Darma Suta, Ki Amar Pradopo Zedha Beviantyo menilai dalang muda memerlukan pembinaan agar dapat mengembangkan potensi diri. Diakuinya, di masa pandemi dalang kesulitan memperoleh izin untuk dapat mementaskan wayang di hadapan masyarakat.

Jurnalis senior, Saur Hutabarat yang hadir dalam bincang-bincang tersebut menyarankan agar para dalang muda menyesuaikan gaya pertunjukan wayangnya dengan perkembangan zaman. Sehingga, ujar Saur, pesan- pesan moral maupun politik kepada masyarakat dapat disampaikan dengan efektif lewat penggunaan bahasa nasional agar mudah dipahami masyarakat luas.*