Kamis, 09 Juni 2022
krisis global, krisis multidimensi, nilai kebangsaan, Pancasila
Terus perkuat nilai-nilai kebangsaan untuk menjawab tantangan sejumlah krisis yang menghadang dalam perjalanan mengisi kemerdekaan bangsa ini. Kepastian setiap anak bangsa memiliki semangat yang sama, penting untuk segera diwujudkan.
"Sejumlah pakar mengingatkan kita akan potensi sejumlah ancaman krisis di sektor energi, pangan dan ekonomi negeri ini. Di sisi lain dua tahun mendatang pemilu serentak disepakati untuk digelar. Semangat sebagai satu bangsa untuk mewujudkan kesejahteraan harus terus dibangkitkan untuk menjawab ancaman sejumlah potensi krisis itu," kata Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat dalam keterangan tertulisnya, Kamis (9/6).
Laporan IMF yang bertajuk World Economic Outlook: War Sets Bank The Global Recovery menyebutkan pada 2022, ekonomi dunia diperkirakan hanya mampu tumbuh 3,6% lebih rendah daripada sebelumnya diramal 3,8%. Untuk 2023, akan menjadi lebih buruk karena ekonomi diperkirakan hanya tumbuh 0,2%-0,8%.
Perkiraan pertumbuhan ekonomi dunia yang relatif rendah, diperkirakan akan berdampak pada sejumlah sektor di tanah air. Apalagi dalam waktu dekat ada ajang kontestasi politik yang rawan memicu krisis, bila tidak dikelola dengan baik.
Menurut Lestari, dalam upaya menjawab berbagai potensi krisis itu harus selalu dipastikan setiap anak bangsa memiliki pemahaman yang sama terhadap kesepakatan para pendiri bangsa saat membentuk negara ini.
Pancasila sebagai dasar negara, tegas Rerie, sapaan akrab Lestari, merupakan kesepakatan yang sudah final sebagai acuan bersikap anak bangsa dalam mengisi kemerdekaan.
Semangat konsisten menghidupkan nilai-nilai kebangsaan, jelas Rerie, juga diharapkan mampu meredam potensi perpecahan dalam ajang kontestasi politik serentak pada 2024.
Anggota Majelis Tinggi Partai NasDem itu berharap, semangat anak bangsa dalam mewujudkan cita-cita pendiri bangsa lewat realisasi setiap amanah konstitusi harus terus dijaga konsistensinya.
Sehingga dalam menghadapi berbagai krisis itu, tegas Rerie, setiap anak bangsa dapat mewujudkan selarasnya satu kata dan perbuatan dalam menjawab tantangan dalam bentuk sejumlah krisis.*