Jum'at, 25 Januari 2019
berita
Mendekati Pemilu serentak 2019 semakin banyak hantu-hantu politk yang merajalela. Momok ini seakan mengusik nafas tiap warganegara, memasuki mimpi rakyat yang memeras keringat untuk kehidupan. Hantu Politik yang sering digaungkan adalah PKI. Ya, siapa yang tidak lupa dengan kejadian di tahun 1965 tersebut.
Namun cerita itu terlampau usang untuk digaungkan setiap jelang pemilu. Bak senjata pemusnah yang siap menghantui. Issue PKI memang selalu renyah di tiap Pemulu.
PKI merupakan momok lama yang akan terus menghantui bangsa. Pemerintah orde baru seolah mencoba menghapusnya dari sejarah. Menakut-nakuti bahwa ada sebuah ideologi yang “anti ” Tuhan.
Beberapa waktu yang lalu. Terjadi razia buku-buku yang mengandung unsur PKI. Sangat disayangkan Indonesia yang minat bacanya rendah malah digerus dengan penyitaan buku. Issue PKI memang tidak boleh dianggap remeh, tapi itu semua sudah usai. Hukum pun telah “mengharamkan” adanya Komunisme. Tapi bukan berarti melarang generasi muda untuk mempelajari ideologi-ideologgi yang ada di dunia untuk kepentingan masadepan Indonesia.
Saya percaya bahwa sejarah akan mempertajam jiwa nasionalis pemuda generasi penerus. Tetapi kalau media untuk menyampaikan itu kepada masyarakat diputus lantas apa yang akan terjadi di masadepan nanti ? Jika bahan berdiskusi terbatas.
Saya tidak membenarkan adanya ideologi PKI yang merusak Indonesia, karena kita sudah mempunyai ideologi PANCASILA yang sakti. Namun tindakan membatasi lingkup diskusi melalui razia buku, merupakan tindakan yang seharusnya perlu dipertimbangkan lagi. Demi kepentingan bangsa Indonesia di masa depan.