Jakarta (ANTARA) – Wakil Ketua MPR Lestari Moerdijat menilai Candi Borobudur di Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah menjadi salah satu tempat wisata yang menggambarkan kebinekaan Indonesia.
“Lihat saja, sebuah candi besar yang didirikan penganut Buddha tapi mampu menjadi kebanggaan dan milik seluruh rakyat Indonesia. Siapa saja rakyat Indonesia datang dan bisa menikmati keindahannya,” katanya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat.
Hal itu dikatakan di sela kunjungan kerjanya dan studi banding, serta silaturahim dengan kepala desa se-Kabupaten Jepara dan beberapa desa di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.
Ia menjelaskan kebinekaan Indonesia yang tercermin di Borobudur juga kental menjadi filosofi dan karakter seluruh masyarakat di sekitarnya.
“Saya diceritakan bahwa masyarakat sini sudah sejak lama bahkan sudah turun temurun menganggap perbedaan suku, agama, dan ras sudah selesai dan bukan menjadi masalah. Masyarakat yang berbeda agama saling menjaga ketika merayakan hari-hari besar agama,” ujarnya.
Politikus Partai NasDem itu, menilai di tengah dinamika dan berbagai tantangan bangsa saat ini dan ke depan, sebagai kesempatan yang baik untuk menyuarakan kembali nilai-nilai budaya, filosofi, dan karakter kebinekaan yang dimiliki masyarakat sekitar Candi Borobudur kepada seluruh masyarakat Indonesia.
Lestari berharap, semua anak bangsa saling belajar, memahami kebijakan, kearifan untuk bersama-sama membangun negeri mulai dari diri sendiri, lingkungan, dan dalam kehidupan secara lebih luas lagi, berbangsa dan bernegara.
“Ini loh sejatinya kita sebagai bangsa Indonesia yang sudah ada sejak dulu. Jadi jangan dipertentangkan lagi, jangan menjadi masalah lagi, ayo kita maju bersama-sama,” katanya.
Ia menilai beberapa tahun belakangan ini, masyarakat sekitar Borobudur juga mampu mengembangkan potensi wisatanya selain Candi Borobudur dengan berhasil melakukan inovasi-inovasi bersumber dari berbagai potensi yang ada.
Dia mencontohkan membangun komunitas pariwisata, mengembangkan potensi alam seperti suasana alam yang asri, membangun berbagai “home stay” untuk wisatawan, kerajinan rakyat, seperti gerabah, batik tulis, budi daya jamur.
“Saya lihat sangat luar biasa inovasinya makanya saya mengajak para kepala desa se-Kabupaten Jepara untuk melakukan studi banding ke wilayah Borobudur dengan maksud agar bisa menjadi inspirasi untuk dibawa pulang kemudian dikembangkan di daerahnya,” katanya.
Langkah seperti itu, menurut dia, bisa dilakukan daerah lain sehingga bisa saling belajar satu sama lain, demi kemajuan daerah-daerah di Indonesia.